Kamis, 24 Juli 2008

CINTAI ALLAH, MULIAKAN AL QUR'AN

A. Cinta Suci Illahi

C

inta adalah perasaan fitrah yang dimiliki oleh setiap insan. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Dengan cinta seseorang bisa menaklukan dunia.” Memang kekuatan cinta telah memberi spirit bagi siapapun untuk melakukan apapun. Dan atas nama cinta, seseorang rela mengorbankan harta, raga bahkan jiwanya.

Namun sayang cinta nan suci yang seharusnya dipersembahkan kepada Illahi sering ternodai oleh nafsu duniawi. Kondisi keimanan yang tipis menyebabkan orang lupa bahwa di balik hidupya ada dzat yang lebih berhak dicintai di atas segalanya. Dialah Allah SWT yang telah menciptakan kita dengan penuh cinta. Lantas sudahkan kita mampu membalas cinta-Nya, sementara untuk mengenal-Nya saja kita sering enggan melakukannya.

“Tak kenal maka tak sayang, tak sayang berarti tak cinta” begitulah kata pepatah. Barangkali pepatah ini sangat tepat menimpa umat yang kurang peduli dengan cinta illahi. Baiklah, coba kita merenung sejenak akan kehidupan kita dan dengarkan bagaimana bunyi detak jantung kita. Pernahkah kita berfikir bagaimana awal mula kehidupan ini dan bagaimana berakhirnya nanti? Pernahkah kita membayangkan bagaimana jika tiba-tiba detak jantung kita berhenti? Lalu lihatlah bulu mata, alis dan rambut kita. Pernahkan kita memperhatikan pertumbuhannya yang tidak pernah sama panjangnya? Demikianlah Keagungan Allah! Kalau bukan karena cinta-Nya mungkin yang terjadi tidak seperti yang kita terima saat ini.

Kebutuhan kita akan hadirnya Allah merupakan fitrah manusia. Dalam hati nurani kita yang paling dalam telah terisi kesaksian bahwa ternyata ada dzat Yang Maha Lebih segalanya dibanding kita. Ada kekuatan Yang Luar biasa kuat menguasai hidup kita. Walaupun Allah tidak bisa kita jangkau dengan indera tapi nurani kita mengakui adanya.

Kalaupun kita perhatikan orang-orang barat yang tidak begitu peduli dengan masalah keimanan kepada Tuhan tapi pada saat-saat terjepit mereka selalu menyebut: “Oh my God!” atau “Please God, help me!” dari contoh sederhana ini menunjukkan bahwa jika nurani kita mau berkata jujur maka mengakui keberadaan Allah adalah hakiki adanya.

Ada hal-hal menarik yang bisa kita dapatkan bila kita mau mengenal Allah lebih dekat. Selain bisa menumbuhkan cinta kepada-Nya juga membuahkan manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatnya Keimanan dan Ketakwaan

(Ziyaadatu Al-Iimani wa Taqwa)

Sebuah hadits menceritakan ketika Umar bin Khattab ditanya oleh Rasulullah tentang takwa dan beliau menjawab : “Takwa adalah seperti ketika di hadapan kita dihamparkan pecahan kaca, lalu kita harus berjalan di atasnya. Maka kita akan berjalan berhati-hati agar tidak terkena pecahannya” Makna hadits tersebut adalah bila kita yakin bahwa Allah itu ada dan senantiasa mengawasi kita, maka kita akan selalu berhati-hati menjalani hidup ini. Kita akan berusaha untuk berbuat yang terbaik. Dan kalau sudah demikian maka dengan sendirinya kita akan menjadi hamba yang bertakwa.

2. Kebebasan dan Ketenangan

(Al Hurriyah wa Tu’maninah)

Apabila kita telah mengenal Allah dengan baik maka kita akan mendapatkan kebebasan yaitu bebas dari rasa takut, bebas dari ketergantungan pada yang lain dan bebas dari keterikatan kepada yang lain selain Allah.

Dalam Al Qur’an, Surat Al-An ‘Aam ayat 82 dinyatakan “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur imannya dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka orang-orang yang mendapat petunjuk”

Kalau kita begitu terikat dengan selain Allah, sampai kemudian keterikatan itu membuat kita begitu tergantung padanya maka boleh jadi kita telah berbuat dzalim. Artinya kita telah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Contoh, jika kita punya harta, lantas kita merasa bahagia atau tidak karenanya. Padahal semestinya kita menempatkan kebahagiaan itu hanya pada pencapaian keridlaan-Nya.

Selain itu kalau kita ingin bahagia dan tentram bukan tergantung pada harta benda, seseorang, pangkat dan jabatan melainkan hanya dengan mengingat Allah saja terpenuhilah kebahagiaan itu. Sebagaimana dalam Al Qur’an, Surat Ar-Rad ayat 28 “(Yaitu ) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram”

3. Barokah dan Kehidupan yang Baik (Al-Barokat wa Hayaatat Thayyibah)

Dengan mengenal Allah secara baik, maka kita menjadi mengerti apa yang dikehendaki Allah. Ibarat seorang Insinyur yang membuat robot maka dia mengerti bagaimana harus memperlakukan robotnya. Oleh karena itu dia membuat buku petunjuk tentang robot tersebut sehingga bisa difungsikan sebagaimana mestinya.

Apabila kita tahu apa yang dikehendaki-Nya maka kita akan melakukan sesuai dengan perintah dan larangan-Nya. Di sinilah keberkaan dan kehidupan yang baik akan kita rasakan. Allah SWT berfirman “Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” (Q.S. An Nahl : 97).

4. Surga dan Keridlaan Allah (Jannah wa mardhotillah)

Kalau kita menjalani hidup sesuai dengan aturan Allah, maka Insya Allah setelah mati nanti, kita akan mendapatkan ridla-Nya dan juga surga nan indah. Hal ini telah digambarkan dalam Al Qur’an, Surat Yunus ayat 25 yang artinya “Dan Allah menyeru (mereka) kepada negeri yang damai (surga) dan Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. Bagi orang-orang berbuat kebaikan (disediakan) kebaikan dan tambahan serta wajah-wajah mereka tidak tertutup oleh kegelapan dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah ahli surga yang mereka kekal di dalam-Nya”

Demikianlah buah cinta yang akan kita petik apabila kita mau mencintai Allah dengan sepenuh jiwa dan raga. Dan Allah Yang Maha Adil tidak akan pernah menyia-nyiakan kecintaan kita kepada-Nya dengan balasan yang tidak dapat kita bayangkan. Subhanallah, kemana lagi cinta suci itu hendak dicari kecuali kepada Allah dan kemana lagi cinta itu kan dilabuhkan kecuali kepada Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang dirahmati Allah. Amin!

B. Sambut Al Qur’an di Bulan Ramadhan

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembela (antara yang haq dan yang bathil).” (QS Al-Baqoroh : 185)

Al Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diturunkan di muka bumi ini. Mukjizat yang istimewa ini diturunkan di bulan yang istimewa pula yaitu 17 Ramadhan. Dan kalau kita mau mentadabburi lebih dalam lagi, kita akan menemukan kaitan yang harmonis antara turunnya Al Qur’an di bulan Ramadhan dengan Ramadhan itu sendiri. Al Qur’an adalah pedoman hidup yang sempurna bagi manusia. Di Al Qur’an itulah tercatat landasan bagi manusia untuk menjadi manusia takwa (muttaqin). Sedangkan Ramadhan adalah masa pelatihan untuk mengamalkan isinya dengan optimal.

Ramadhan adalah moment yang tepat untuk lebih bermesraan dengan Al Qur’an. Sebagaimana Ibnu ‘Abbas r.a. berkata : “Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah, terlebih-lebih dalam Bulan Ramadhan, bulan di mana beliau selalu ditemui Jibril. Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan untuk bertadarrus Al Qur’an. Sungguh, bila Rasulullah bertemu dengan Jibril, beliau lebih pemurah lagi melebihi angina yang kencang.” (H.R. Bukhari - Muslim)

Oleh karena itu menyambut Al Qur’an di bulan Ramadhan ini harus diniatkan untuk mensucikan kandungan isinya serta mengamalkannya dalam tindakan nyata. Hanya dengan itu kehadiran Al Qur’an bisa membawa berkah bagi kehidupan umat manusia. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang beruntung, menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk jalan dan pemecah masalah kehidupan.

Wallahu’alam bil Showab

Tidak ada komentar: